1. Chromium (Cr)
a. Pengertian Chromium
Chromium adalah suatu logam keras berwarna abu-abu dan sulit dioksidasi meski dalam suhu tinggi. Cromium adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cr dan nomor atom 24. Cromium merupakan logam tahan korosi (tahan karat) dan dapat dipoles menjadi mengkilat. Dengan sifat ini, kromium (krom) banyak digunakan sebagai pelapis pada ornamen-ornamen bangunan maupun pada komponen kendaraan, seperti knalpot pada sepeda motor.
o Asal mula ditemukannya Chromium
Chromium pertamakali ditemukan pada tahun 1797 oleh Vauquelin, Ia menemukan chromium yang berwarna kelabu kebiru-biruan. Sumber alami: hati, ragi untuk membuat bir, lada hitam, daun kemangi, daging sapi, unggas, brokoli, dedak dan beras/beras biji utuh.
Biji yang prinsip adalah sumber khromit, yang mana adalah ditemukan di Zimbabwe, Rusia, Transvaal, Turkey,Iran, Albania, Negara Finlandia, Republik Negeri Madagaskar Demokratis, dan Phillippines.
o Bentuk rantai Chromium / struktur atom
| | Number of Energy Levels: 4 First Energy Level: 2 Second Energy Level: 8 Third Energy Level: 13 Fourth Energy Level: 1 |
o Sinonim Chromium
Sinonim atau nama lain dari chromium adalah:
- Chrome atau chromo
- Chromium element
- Chromium metal
- Metallic chromium
- Chromium powder
o Penggunaan
Chromium banyak digunakan dalam perindustrian, antara lain:
- Cromium (0) digunakan dalam pembuatan baja (stainless steel) untuk menaikkan kekuatan, kekerasan dan resistensi logam.
- Cromium (VI) dan kromium (III) digunakan untuk menyepuh logam (electroplating), pencelupan dan pewarnaan (dyes and pigment), penyamakan kulit (leather tanning) dan pengawetan kayu (wood preserving)
- Proses pemurnian bahan kimia dan pembuatan katalis
- Pembuatan zat warna
Dalam industri kimia digunakan sebagai :
- Cat pigmen (dapat berwarna merah, kuning, orange dan hijau)
- Chrome plating
- Penyamakan kulit
- Treatment Wool
o Sifat-sifat umum
Sifat Fisika Dan Kimia dari chromium antara lain:
- Titik didih 2672 oC
- Titik lebur 1837 – 1877 oC
- Berat jenis 7,20 pada 28 oC
- Kromium tidak larut dalam air dan asam nitrat, larut dalam asam sulfat encer dan asam klorida.
- Kromium tidak dapat bercampur dengan basa, oksidator, halogen, peroksida dan logam – logam.
- Kromium dapat menyala atau mudah menyala, dapat terbakar secara spontan apabila terpapar di udara atau bila debu kromium bercampur dengan udara dapat terbakar atau meledak.
- Hindarkan dari panas, nyala api, percikan api dan sumber – sumber kebakaran yang lain. Hindari terjadinya debu kronium.
|
o Nilai Ambang Batas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kandungan kromium dalam darah yang melebihi nilai ambang batas (>20-3,0 g / 100 ml). Kandungan kromium dalam urine yang melebihi nilai ambang batas (>11 g / liter).
b. Produksi Chromium
Tingkatan unsur logam pelapis kran di dalam udara dan air biasanya rendah. Di dalam air minum tingkatan unsur logam pelapis kran pada umumnya rendah juga, tetapi mencemari air baik boleh berisi chromium (IV yang berbahaya). Kebanyakan orang-orang yang makan makanan yang berisi chromium (III) adalah rute pengambilan unsur logam pelapis kran yang utama, chromium terjadi secara alami di dalam sayur-mayur banyak orang, buah-buahan, daging, ragi dan butir.
c. Jalan Masuk Ke Dalam Tubuh
Pemajanan melaui :
- Inhalasi terutama pekerja
- Kulit
- Oral
d. Ekskresi/Eliminasi Chromium
Ekskresi dari chromium yakni dikeluarkan lewat tinja dan sebagian besar dikeluarkan lewat urine.
2. Pengaruh Chromium Terhadap Kesehatan
a. Efek Klinis
Efek dari chromium terhadap kesehatan yakni bisa mengalami gangguan pernapasan dan juga mengganggu alat pencernaan. Chromium(Vi) dikenal untuk menyebabkan berbagai kesehatan mempengaruhi. Ketika chromium merupakan suatu campuran di dalam produk kulit, itu dapat menyebabkan reaksi alergi, seperti ruam kulit. Setelah bernafas chromium(VI) dapat menyebabkan gangguan hidung dan mimisan.
Lain permasalahan kesehatan yang adalah disebabkan oleh chromium (VI) adalah:
o Ruam Kulit
o Ganggu perut dan borok
o Permasalahan berhubung pernapasan
o Sistem kebal yang diperlemah
o Ginjal Dan Kerusakan Hati
o Perubahan [dari;ttg] material hal azas keturunan
o Kanker Paru-Paru/Tempat terbuka
o Kematian
b. Keracunan Akut
o Bila terhirup / inhalasi
Bila debu atau uap kromium terhirup pada konsentrasi tinggi dapat menyebabkan iritasi.
o Bila kontak dengan kulit
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan iritasi pada kulit.
o Bila kontak dengan mata
Kontak langsung dengan debu atau serbuk kromium dapat menyebabkan iritasi pada mata.
o Bila tertelan
Logam kromium sangat sulit diabsorbsi melalui saluran pencernaan. Absorbsi dalam jumlah yang cukup dari beberapa senyawa kromium dapat menyebabkan pusing, haus berat, sakit perut, muntah, syok, oliguria atau anuria dan uremia yang mungkin bisa fatal.
c. Keracunan Kronis
o Bila terhirup / inhalasi
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa kromium dilaporkan menyebabkan borok (ulcerasi) dan berlobang (perforasi) pada nasal septum, iritasi pada tenggorokan dan saluran pernafasan bagian bawah, gangguan pada saluran pencernaan, tapi hal ini jarang terjadi, gangguan pada darah, sensitisasi paru, pneumoconiosis atau fibrosis paru dan efek pada hati hal ini jarang terjadi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan terjadi akibat paparan logam.
- Bila kontak dengan kulit.
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama dari beberapa senyawa kromium dilaporkan menyebabkan berbagai tipe dermatitis, termasuk eksim “Chrome holes” sensitisasi dan kerusakan kulit dan ginjal. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
o Bila kontak dengan mata
Paparan berulang dalam jangka waktu yang lama untuk beberapa senyawa krom dapat menyebabkan radang selaput mata (konjungtivities) dan lakrimasi. Pada hakekatnya efek ini belum pernah dilaporkan akibat paparan logam.
3. Tes Diagnostik
Tes diagnostik dilakukan dengan melihat gejala seperti mual akibat keracunan dan lewat pemeriksaan laboratorium.
4. Pengobatan
Tindakan pertolongan pertama jika terpapar chromium:
a. Bila terhirup / inhalasi
Segera pindahkan penderita dari tempat paparan, jika perlu gunakan suatu masker berkatup atau peralatan sejenis untuk melakukan pernafasan buatan. Segera hubungi dokter.
b. Bila kontak dengan kulit
Segera lepaskan pakaian, perhiasan dan sepatu penderita yang terkontaminasi, cuci kulit dengan sabun atau detergen lunak dan air yang banyak sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa di kulit (sekurang – kurangnya 15 – 20 menit). Bila perlu hubungi dokter.
c. Bila kontak dengan mata
Segera bilas mata dengan air atau larutan garam fisiologis (0,9 % b/v) dalam jumlah yang cukup banyak, sekali – sekali kedipkan mata sampai dipastikan tidak ada lagi bahan kimia yang tersisa (sekurang – kurangnya 15 – 20 menit) Segera hubungi dokter.
d. Bila tertelan
Jika terjadi muntah, jaga posisi kepala agar lebih rendah dari pinggul untuk mencegah aspirasi, bila perlu hubungi dokter.
5. Pencegahan
a. Terhirup / inhalasi
o Lengkapi system ventilasi ruangan dengan penghisap udara (exhaust) lokal yang tahan ledakan
o Respirator digunakan untuk pada kondisi terkena paparan yang cukup berat
o Gunakan respirator yang dilengkapi dengan pelindung wajah lengkap
b. Mata
o Pakai pelindung mata atau kaca mata pengaman tahan percikan, sediakan keran air pencuci mata untuk keadaan darurat, dan shower di tempat kerja.
c. Kulit
- Pakai pakaian pelindung diri
- Pakai sarung tangan pelindung
d. Tertelan
- Jangan makan minum, dan merokok, selama bekerja. Cuci tangan sebelum makan.
- DAFTAR PUSTAKA
Trimakasih banyak. Sangat membantu
BalasHapusmisal opertor bekerja di area produksi untuk proces pelapisan chrome pada material steel dan sudah menggunakan APD masker sesuai Standar, tetapi bau dari uap chrome tetap tercium . lama pekerjaan adalah 8 jam satu hari dan 40 jam seminggu
BalasHapuspertanyaannya. kemungkinan penyakit yg di derita operator di usia lanjut apa saja ?