Jumat, 08 April 2011

PENYEDIAAN AIR BERSIH


      Air merupakan suatu materi esensial di dalam kehidupan. Fungsinya tidak akan dapat tergantikan oleh senyawa lainnya dan tidak ada satupun makhluk hidup di dunia ini yang tidak membutuhkan air. Sel hidup misalnya, baik tumbuh-tumbuhan ataupun hewan sebagian besar tersusun oleh air, yaitu lebih dari 75% isi sel tumbuh-tumbuhan atau lebih dari 67% isi sel hewan tersusun oleh air, sedangkan tubuh manusia 60-70% terdiri dari air.  Transpor zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam bentuk larutan dengan pelarut air, juga hara tanah dapat diserap oleh akar dalam bentuk larutan.
Air berperan penting dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kenapa demikian karena air merupakan salah satu media dari berbagai macam penularan, terutama penyakit. Seperti telah kita ketahui bahwa penyakit perut adalah penyakit yang paling banyak terjadi di Indonesia. Dengan penyediaan air bersih baik itu dari segi kualitas maupun kuantitasnya maka penyakit perut dapat ditekan seminimal mungkin.  
            Kebutuhan manusia akan air sangat kompleks antara lain untuk minum, mandi, masak, mencuci dan sebagainya. Kebutuhan akan air juga dipengaruhi oleh status sosial dimana semakin maju maka kebutuhan akan air semakin tinggi. Menurut perhitungan WHO di negara maju tiap orang membutuhkan air antara 60-120 liter per hari, sedangkan untuk negara-negara berkembang termasuk indonsia tiap orang memerlukan air antara 30-60 liter per hari.        Dilihat dari segi kegunaannya baik sebagai air mandi, memasak, mencuci dan air minum maka air harus bersih dan memenuhi persyaratan khusus sehingga tidak menimbulkan penyakit bagi manusia.

1. Siklus hidrologi
            Siklus hidrologi merupakan fenomena alam. Hidrologi merupakan suatu ilmu yang mempelajari siklus air pada semua tahapan yang dilaluinya, mulai dari proses evaporasi, kondensasi uap air, presipitasi, penyebaran air dipermukaan bumi, penyerapan air ke dalam tanah, sampai berlangsungnya proses daur ulang.
Akibat panas yang bersumber pada matahari, maka terjadilah Evaporasi yaitu penguapan pada permukaan air terbuka dan permukaan tanah, dan Transpirasi yaitu penguapan dari permukaan tanaman. Uap air hasil penguapan ini pada ketinggian tertentu akan menjadi awan (kondensasi) kemudian beberapa sebab awan akan terjadi presipitasi (dijatuhkan sebagai air hujan).  Air hujan yang mencapai tanah, sebagian berinfiltrasi (menembus permukaan tanah), sebagian lagi menjadi aliran air di atas permukaan (over land flor) kemudian terkumpul pada saluran. Aliran air ini disebut surface run off. Hasil infiltrasi sebagian besar menjadi aliran air bawah permukaan (interflow/sub surface flor/through flor). Dan sebagian lagi akan mebasahi tanah.
Air yang menjadi bagian dari tanah dan berada dalam pori-pori tanah disebut air soil. Apabila kapasitas kebasahan tanah/soil moisture ini terlampaui, maka kelebihan airnya akan berperkolasi (mengalir vertical) mencapai air tanah. Aliran air tanah (ground water flow) akan menjadi sesuai dengan hokum-hukum fisika. Air yang mengalir itu pada suatu situasi dan kondisi tertentu akan mencapai danau, sungai, laut menjadi depression storage (simpanan air yang disebabkan oleh kubangan/cekungan), saluran dan sebagainya, mencari tempat lebih rendah.


 








Gambar 1. Siklus Hidrologi
Sirkulasi air yang berpola siklus itu tidak pernah berhenti dari atmosfir ke bumi dan kembali ke atmosfir melalui kondensasi, presipitasi, evaporasi, dan transpirasi. Pemanasan air samudera oleh sinar matahari merupakan kunci proses siklus hidrologi tersebut dapat berjalan secara kontinu. Air berevaporasi, kemudian jatuh sebagai presipitasi dalam bentuk hujan, salju, hujan batu, hujan es dan salju (sleet), hujan gerimis atau kabut. Pada perjalanan menuju bumi beberapa presipitasi dapat berevaporasi kembali ke atas atau langsung jatuh yang kemudian diintersepsi oleh tanaman sebelum mencapai tanah. Setelah mencapai tanah, siklus hidrologi terus bergerak secara kontinu dalam tiga cara yang berbeda:
(1) Evaporasi/transpirasi - Air yang ada di laut, di daratan, di sungai, di tanaman, dsb. kemudian akan menguap ke angkasa (atmosfer) dan kemudian akan menjadi awan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun (precipitation) dalam bentuk hujan, salju, es. Ketika air dipanaskan oleh sinar matahari, permukaan molekul-molekul air memiliki cukup energi untuk melepaskan ikatan molekul air tersebut dan kemudian terlepas dan mengembang sebagai uap air yang tidak terlihat di atmosfir. Sekitar 95.000 mil kubik air menguap ke angkasa setiap tahunnya. Hampir 80.000 mil kubik menguapnya dari lautan. Hanya 15.000 mil kubik berasal dari daratan, danau, sungai, dan lahan yang basah, dan yang paling penting juga berasal dari tranpirasi oleh daun tanaman yang hidup. Proses semuanya itu disebut Evapotranspirasi.


 








Gambar 2 Evaporasi
(2) Infiltrasi/Perkolasi ke dalam tanah - Air bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler atau air dapat bergerak secara vertikal atau horizontal dibawah permukaan tanah hingga air tersebut memasuki kembali sistem air permukaan.


 









Gambar 3. Infiltrasi Air

2. Sumber air
Air yang ada dipermukaan bumi ini dapat berasal dari berbagai sumber. Berdasarkan letak dan sumbernya, air dapat dibagi menjadi air angkasa, air permukaan, dan air tanah.
a)       Air Permukaan : Air permukaan adalah air hujan yang turun dan mengalir dipermukaan bumi dan berkumpul pada suatu tempat yang relatif rendah, seperti sungai, danau, laut dan sebagainya. Kondisi air permukaan antara tempat yang satu dengan tempat yang lain berbeda. Sebab masing-masing daerah mempunyai kondisi geomorfologis berbeda, sehingga besar kecilnya air permukaan yang ada pada suatu wilayah sangat tergantung pada kondisi geomorfologis wilayah tersebut. Air permukaan dapat berkualitas baik jika tanah disekitarnya tidak tercemar. Air permukaan seperti pada danau-danau atau reservoir buatan manusia banyak ditumbuhi oleh berbagai macam algae, tumbuhan enceng gondok, berbagai ikan terutama jika air tersebut mengandung nutrien bagi pertumbuhannya. Air permukaan dapat mengandung banyak zat organik yang mudah terurai yang merupakan makanan  bagi bakteri.  Kesemuanya ini mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh karena bila dijadikan air minum harus diolah terlebih dahulu.

b)      Air tanah : Air tanah adalah air yang bergerak di dalam tanah yang terdapat di dalam ruang antar butir-butir tanah yang meresap ke dalam tanah dan bergabung membentuk lapisan tanah yang disebut akifer. Lapisan yang mudah dilalui oleh air tanah disebut lapisan permeable, seperti lapisan yang terdapat pada pasir atau kerikil, sedangkan lapisan yang sulit dilalui air tanah disebut lapisan impermeable, seperti lapisan lempung atau geluh. Lapisan yang dapat menangkap dan meloloskan air disebut akuifer. Berdasarkan kedalamannya air tanah dikenal :
1.       Air tanah dangkal. Sama seperti air permukaan kualitas air tanah dangkal sangat tergantung pada kualitas tanah disekitarnya. Jika tanah disekitarnya tercemar maka air tanah akan tercemar pula.  Dalam perjalanannya banyak zat terlarut/ tersuspensi dalam air tanah dangkal. Oleh karena itu kualitas air tanah dangkal sangat bervariasi. Air tanah dangkal dapat pada kedalaman 5-15 meter.
2.       Air tanah dalam. Terdapat setelah lapis air yang pertama. Pengambilan air tanah dalam tak semudah air tanah dangkal. Dalam hal ini harus menggunakan bor dan memasukan pipa ke dalamnya (biasanya kedalamannya antara 100-300 meter). Dilihat dari segi mikrobiologisnya air tanah dalam pada umumnya tergolong air bersih, karena sewaktu proses pengaliran ia mengalami proses penyaringan alamiah dan kebanyakan mikroba sudah tidak lagi terdapat di dalamnya. Sedangkan kadar kimianya sangat tergantung pada formasi litosfir yang dilaluinya. Pada proses ini mineral-mineral yang dilaluinya dapat larut dan terbawa, sehingga mengubah kualitas air tersebut.
c)       Air angkasa : Air angkasa adalah air yang berasal dari atmosfer seperti air hujan dan salju. Kualitas air angkasa tergantung sekali pada kualitas udara yang dilaluinya sewaktu turun ke permukaan bumi. Bila kadar SO2 di dalam udara tinggi maka hujan yang turun ke permukaan bumi akan bersifat asam. Beberapa komponen yang terkandung dalam air hujan adalah : SO4, Cl, NH3, CO2, N2, C, CO2, O2, debu.

3. Kriteria dan standard air
Guna memenuhi kebutuhan sehari-hari, maka persediaan air harus memenuhi standar air minum dan tidak membahayakan kesehatan manusia. Menurut  WHO standar air minum yang harus dipenuhi adalah memenuhi syarat fisik, kimiawi, bakteriologis dan radioativitas.
(1).         Syarat  Fisik
Secara fisik air di dunia ini didapatkan dalam tiga wujud, yakni bentuk padat sebagai es, bentuk cair sebagai air, dan bentuk gas sebagai uap. Bentuk mana yang akan didapatkan tergantung keadaan cuaca yang ada setempat. Syarat fisik yang menentukan kualitas air adalah :
a.        Kekeruhan ; Kekeruhan ini terjadi karena adanya bahan yang terapung, dan terurainya zat tertentu seperti bahan organik, jasad renik, lumpur tanah liat dan benda-benda lain yang melayang atau terapung dan sangat halus sekali. Secara estetika kekeruhan dalam air sering dihubungkan dengan kemungkinan pencemaran oleh air buangan. Air yang mengandung kekeruhan tinggi akan sukar disaring dan menghambat proses desinfeksi. Bahan-bahan yang mengakibatkan kekeruhan air dapat dibedakan atas :
è   Padatan terendap (sedimen); yaitu padatan yang dapat langsung mengendap jika air tidak terganggu untuk beberapa saat. 
è   Padatan tersuspensi dan koloidal ; padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap. Padatan tersebut terdiri dari partikel-partikel yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, misalnya tanah liat, bahan-bahan organik tertentu, mikroorganisme, dsb. 
è   Padatan terlarut ; merupakan padatan yang mempunyai ukuran lebih kecil dibandingkan dengan padatan tersuspensi. Padatan ini terdiri dari senyawa-senyawa organik dan anorganik yang larut dalam air, mineral dan garam-garaman. 
è   Minyak dan lemak ; minyak dan lemak sering dimasukan sebagai padatan yang mengapung diatas permukaan air. 
b.        Warna; air minum sebaiknya tidak berwarna, alasannya selain alasan estestis juga untuk mencegah keracunan dari berbagai zat kimia maupun mikroorganisme yang berwarna. Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisma, bahan-bahan tersuspensi  berwarna dan oleh ekstrak senyawa-senyawa organik serta tumbuh-tumbuhan.  Bahan buangan dan air limbah dari kegiatan industri yang berupa bahan organik dan bahan anoragnik sering serikali dapat larut dalam air, maka akan akan terjadi perubahan warna air. Degradasi bahan buangan industri dapat pula menyebabkan perubahan warna air. Namun tidak mutlak pencemaran air harus tergantung pada warna air, karena bahan buangan industri yang memberikan warna belum tentu lebih berbahaya dibandingkan dengan bahan buangan industri yang tidak memberikan warna. Seringkali zat-zat beracun justru terdapat pada bahan buangan yang tidak menimbulkan warna pada air. 
Warna air yang tidak normal biasanya merupakan indikasi terjadinya pencemaran air karena hadirnya senyawa-senyawa organik dan anorganik. Senyawa organik dapat mengakibatkan peningkatan pertumbuhan mikroorganisme aquatis. Dari segi estetika konsumen tidak mau minum air yang berwarna.
c.        Temperatur ; suhu air sebaiknya sejuk atau tidak panas. kenaikan suhu air menyebabkan penurunan kadar oksigen terlarut. Air sering digunakan sebagai medium pendingin dalam berbagai proses industri. Air yang digunakan sebagai pendingin setelah digunakan akan dibuang, air tersebut mempunyai suhu mempunyai suhu lebih tinggi dari air asalnya, seperti sungai atau sumber lainnya. naiknya suhu air akan menimbulkan :
·     Menurunnya jumlah oksigen terlarut dalam air.
·     Meningkatkan kecepatan reaksi kimia.
·     Mengganggu kehidupan ikan dan hewan air lainnya.
·     Membunuh ikan dan hewan air lainnya jika batas suhu yang mematikan terlampaui.
d.        Bau dan rasa; air minum yang berbau selain tidak estestis juga tidak akan disukai oleh masyarakat. Bau air dapat memberikan petunjuk akan kualitas air, misalnya bau amis dapat disebabkan oleh tumbuhnya algae. Bahan buangan organik seperti bahan buangan olahan makanan mengandungan protein dan gugus amin pada saat diuraikan oleh mikroorganisme akan terurai menjadi senyawa yang mudah menguap dan berbau busuk. Air minum biasanya tidak memberi rasa/tawar. Air yang tidak tawar dapat menunjukkan kehadiran berbagai zat yang membahayakan kesehatan. Rasa pada air yang tidak normal seperti rasa logam/amis, rasa pahit, asin dsb.

(2).   Syarat Kimiawi
Air merupakan pelarut universal dimana hampir semua jenis zat dapat larut di dalamnya. Air minum tidak boleh mengandung racun, zat-zat mirela atau zat-zat kimia tertentu dalam jumlah yang melampaui batas yang ditentukan. Sifat-sifat kimia air yang umumnya diuji dan dapat digunakan untuk menentukan kualitas air adalah :
(a)        Nilai pH, Keasaman dan Alkalinitas. Air normal yang memenuhi syarat untuk suatu kehidupan mempunyai pH berkisar 6,5 - 7,5. sebaiknya air tidak bersifat asam dan juga tidak bersifat basa (pH netral). Karena air merupakan pelarut yang baik, jika didukung dengan pH yang tidak netral dapat melarutkan berbagai element kimia yang dilaluinya. Air limbah bahan anorganik umumnya mengandung asam mineral yang tinggi sehingga keasamannya tinggi.  Alkalinitas berkaitan dengan kesadahan air yang merupakan salah satu sifat air. Adanya ion kalsium (Ca) dan magnesiun (Mg) didalam air akan mengakibatkan sifat kesadahan air. Air dengan kesadahan tinggi sangat merugikan karena dapat menimbulkan korosif, sabun kurang berbusa dan menimbulkan endapan atau kerak didalam wadah pengelolaan.
(b)       Oksigen terlarut (dissolved oxygen). Oksigen terlarut sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup yang tinggal di dalam air baik tumbuhan maupun hewan. Oksigen terlarut dapat dijadikan ukuran kualitas air.  Kehidupan di air dapat bertahan jika oksigen terlarutnya minimal 5 ppm (5 mg/ltr). Oksigen terlarut dapat berasal dari proses fotosintesis tanaman air dan dari atmosfer yangmasuk kedalam air dengan kecepatan tertentu. Konsentrasinya tergantung dari suhu dan tekanan atmosfer. 
(c)        Bahan-bahan atau zat kimia. Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu dalam jumlah tertentu. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia dalam air akan menyebabkan gangguan fisiologi pada manusia. Bahan-bahan kimia yang terdapat dalam air yang ideal antara lain :
Jenis bahan
Kadar yang diperkenankan (mg/ltr)
Fluor (F)
1-1,5
Chlor (Cl)
250
Arsen (As)
0,05
Tembaga (Cu)
1,0
Besi (Fe)
0,3
Zat Organik
10
pH
6,5-9,0
CO2
0

(3).        Syarat Bakteriologis
air minum tidak boleh mengandung bakteri-bakteri penyakit (patogen) yang sama sekali tidak boleh mengandung bakteri golongan Coli melebihi batas-batas yang telah ditentukan. Permenkes RI No. 416/MENKES/PER/IX/1990 menyatakan kadar maksimun Coliform tinja dan Total Coliform yang di perboleh untuk air minum adalah 0 per 100 ml air, sedangkan untuk Kualitas Air Bersih adalah 50 per 100 ml air untuk Coliform tinja dan 10 per 100 ml air untuk total Coliform.
Bakteri golongan Coli ini berasal dari usus besar (feses) dan tanah. Bakteri patogen yang mungkin ada dalam air antara lain adalah bakteri typhsum, vibrio colerae, bakteri dysentriae, emtamoeba hystolitica, bakteri enteritis (penyakit perut). Air yang mengandung golongan Coli dianggap telah terkontaminasi dengan kotoran manusia. Dengan demikian dalam pemeriksaan bakteriologis tidak langsung diperiksa apakah air itu mengandung bakteri pathogen, tetapi diperiksa dengan indikator bakteri golongan Coli.

(4). Syarat Radioaktif
            Air minum yang sehat tidak boleh mengandung bahan-bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia. Kalaupun ada jumlahnya tidak boleh melebihi baku mutu yang ditetapkan (Lihat Permenkes 416 tahun 1990).

4. Hubungan Air Dengan Kesehatan
            air sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia yang berarti besar sekali perannya dalam kesehatan manusia. Beberapa hal yang menunjukkan adanya hubungan air dengan kesehatan adalah sebagai berikut :
a)       Adanya organisme patogen. Organisme pathogen yang menyebabkan penyakit atau gangguan kesehatan. Contoh organisme pathogen :
·        Bakteri seperti virus kolera penyebab penyakit kolera, salmonella typhi penyebab penyakit demam tyfoid, sihhella dysentriae penyebab penyakit disentri basiler, salmonella paratyphi penyebab penyakit demam para typhoid.
·        Protozoa seperti entanoseba histolytica penyebab penyakit disentri amuba.
·        Virus penyebab penyakit hepatitis infektiosa ( infectius hepatitis)
b)      Adanya organisme non-phatogen. Beberapa organisme non-pathogen yang hidup dalam air akan menimbulkan gangguan dan kerugian bagi manusia, diantaranya adalah :
·        Actinomycetes ; menyebabkan timbulnya bau dan rasa yang tidak diharapkan.
·        Algae ; menyebabkan timbulnya rasa dan bau yang tidak diharapkann.
·        Coliform bacteri (bakteri coli) ; merupakan indikator untuk mengetahui apakah air telah tercemar oleh tinja manusia atau kotoran hewan.
·        Fecal streptococci : sebagai indikator pencemaran air oleh kotoran hewan/manusia.
·        Iron bacteria (bakteri besi) ; menimbulkan warna dan lender dalam air.
·        Free living worms (cacing yang hidup bebas) ; akibat yang ditimbulkan oleh cacing ini ialah adanya baud an pandangan yang menjijikan sehingga air tersebut akan ditolak oleh konsumen.
c)       Air sebagai breeding places vektor. Beberapa serangga dapat menimbulkan kuman penyakit dari seorang penderita kepada orang lain. Serangga yang dapat menularkan kuman penyakit tersabut disebut vektor. Contoh nyamuk anopheles, aedes aegypti. 
Secara khusus pengaruh air terhadap kesehatan dapat bersifat langsung maupun tidak langsung.
1.       Pengaruh tidak langsung
Pengaruh tidak langsung adalah pengaruh yang timbul sebagai akibat pendayagunaan air yang dapat meningkatkan atau menurunkan  kesejahteraan masyarakat. Misalnya pemanfaatan air sebagai pembangkit tenaga listrik, untuk industri, untuk irigasi, perikanan, pertanian dan rekreasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Sebaliknya pengotoran air dapat menurunkan kesejahteraan masyarakat.
2.       Pengaruh langsung
Pengaruh langsung terhadap kesehatan tergantung sekali pada kualitas air dan terjadi karena air berfungsi sebagai penyalur ataupun penyebar penyebab penyakit ataupun sebagai sarang insekta penyebaran penyakit. Kualitas air berubah karena kapasitas air untuk membersihkan dirinya telah terlampaui.
Penyakit yang ditularkan melalui air disebut dengan waterborne desease atau water-related desease. Beberapa contoh penyakit yang ditularkan melalui air bersarkan tipe agent penyebabnya adalah :
a)       Penyakit viral, misalnya hepatitis viral, poliomyelitis.
b)      Penyakit bakterial misalnya kolera, disentri, tifoid, diare.
c)       Penyakit protozoa, misalnya amebiasis, giardiasis.
d)      Penyakit helmitik, misalnya askariasis, whip worm, hydatid disease.
e)      Leptospiral, miaslnya well’s desease.
Berdasarkan cara penularannya penyakit-penyakit yang ditularkan melalui air dibagi dalam empat kelompok, yakni :
1)       Waterborne desease
Penyakit yang disebabkan oleh kuman patogen yang berada dalam air. Penularan penyakit umumnya melalui mulut atau saluran pencernaan. Cotoh penyakit kolera, tifoid, hepatitis viral, disentri basiler dan poliomielitis. 
2)       Waterwashed desease
Penyakit yang disebabkan oleh kurangnya air bersih untuk kebesihan umum dan perseorangan. Penyakit dapat ditularkan melalui :
·        Infeksi melalui alat pencernaan seperti diare pada anak-anak
·        Infeksi melalui kulit dan mata seperti skabies, dan trakhoma.
·        Penularan melalui binatang pengerat seperti pada penyakit leptospirosis.
3)       Water-based desease
Penyakit yang disebabkan agent penyebab penyakit yang menjalani sebagian siklus hidupnya di dalam tubuh vektor atau sebagai intermediate host yang hidup di dalam air. Contoh penyakit adalah skistosomiasis.
4)       Water-related insect vector desease
Penyakit yang disebabkan oleh gigitan serangga yang berkembang biak di dalam air. Contoh penyakit malaria, dengue, filariasis, yellow fever.
5. Pengolahan Air
            Yang dimaksud dengan pegolahan air adalah usaha-usaha teknis yang dilakukan untuk mengubah sifat-sifat suatu zat. Hal ini penting artinya bagi air minum, karena dengan pengolahn maka akan didapatkan suatu air minum yang memenuhi standar air minum yang telah ditentukan. Dalam proses pengolahan air lazimnya dikenal dua cara pengolahan yakni :
(1).      Pengolahan lengkap (Complete treatment process) yaitu air akan mengalami pengolahan lengkap baik physics, kimiawi dan bakteriologis. Pengolahan ini biasanya dilakukan pada air sungai yang kotor/keruh. Pada hakekatnya pengolahan lengkap ini dibagi dalam tiga tingkatan pengolahan, yaitu :
·      Pengolahan Physics, yaitu suatu tingkat pengolahan yang bertujuan untuk mengurangi/menghilangkan kotoran-kotoran yang kasar, penyisihan Lumpur dan pasir, serta mengrangi kadar zat-zat organic yang ada dalam air yang akan diolah.
·      Pengolahan Kimia, yaitu suatu tingkat pengolahan dengan menggunakan zat-zat kimia untuk membantu proses pengolahan selanjutnya. Misalnya dengan pembubuhan kapur dalam proses pelunakan dan sebagainhya.
·      Pengolahan Bakteriologis, yaitu suatu tingkat penglohan untuk membunuh/ memusnahkan bakteri-bakteri yang terkandung dalam air minum yakni dengan cara membubuhkan kaporit (zatdesinfektan).
(2).      Pengolahan Sebagian (Partial Treatment Process), misalnya diadakan pengolahan kimiawi dan atau pengolahan bakteriologik saja. Pengolahan ini biasanya dilakukan pada mata air bersih dan air dari sumur yang dangkal/ dalam.

Pada umumnya sumber-sumber air minum pada umumnya dan di daerah pedesaan khususnya tidak terlindung (protected), sehingga air tersebut tidak atau kurang memenuhi persyaratan kesehatan. Untuk itu perlu pengolahan terlebih dahulu. Ada beberapa cara pengolahan air minum secara sederhana :
a)            Pengolahan Secara Alamiah
Pengolahan ini dilakukan dalam bentuk penyimpanan (storage) dari air yang diperoleh dari berbagai macam sumber, seperti air danau, air kali, air sumur dan sebagainnya. Dalam penyimpanan ini air dibiarkan untuk beberapa jam ditempatnya. Kemudian akan terjadi koagulasi dari zat-zat yang terdapat di dalam air, dan akhirnya terbentuk endapan. Air akan menjadi jernih karena partikel-partikel yang ada dalam air akan ikut mengendap.
b)           Pengolahan Air dengan Menyaring
Penyaringan air secara sederhana dapat dilakukan dengan kerikil, ijuk dan pasir. Penyaringan dengan teknologi yang lebih tinggi dilakukan oleh PAM yang hasilnya dikonsumsi umum. 
c)            Pengolahan Air dengan Menambahkan Zat Kimia
Zat kimia yang digunakan dapat berupa 2 macam, yakni zat kimia yang berfungsi untuk koagulasi dan akhirnya mempercepat pengendapan (mslnya tawas). Zat kimia yang kedua adalah berfungsi untuk menyuci hamakan (membunuh bibit penyakit yang ada dalam air, misalnya chlor)
d)           Pengolahan Air dengan Mengalirkan Udara
Tujuannya adalah untuk  menghilangkan rasa serta bau yang tidak enak, menghilangkan gas-gas yang tak diperlukan, CO2, dan juga menaikan derajat keasaman air.
e)           Pengolahan Air dengan Memanaskan Sampai Mendidih
Tujuannya untuk membunuh kuman-kuman yang terdapat pada air. Pengolahan semacam ini lebih tepat hanya untuk konsumsi kecil, misalnya untuk kebutuhan rumah tangga.
Dilihat dari segi konsumennya pengolahan air pada prinsipnya dapat dapat dogolongkan menjadi 2, yakni :
2.       Pengolahan Air Minum Untuk Umum
a)            Penampungan Air Hujan
Air hujan ditampung di dalam suatu dam (danau buatan) yang dibangun berdasarkan partisipasi masyarakat setempat. Semua air hujan dialirkan ke danau tersebut melalui alur-alur air. Kemudian disekitar danau tersebut dibuat sumur pompa atau sumur gali untuk masyarakat/umum. Air hujan dapat pula ditampung dengan bak-bak ferosemen dan disekitarnya dibangun atap-atap untuk mengumpulkan air hujan. Disekitar bak tersebut dibuat saluran-saluran keluar untuk pengambilan air untuk umum. Karena air dari sumber tersebut belum terjamin kebersihannya maka sebaiknya air diolah terlebih dahulu.
b)           Pengolahan Air Sungai
Air sungai dialirkan ke dalam suatu bak penampung I, melalui saringan kasar yang dapat memisahkan benda-benda padat dalam partikel besar. Bak penampung I tadi diberi saringan yang terdiri dari ijuk, pasir dan kerkil. Kemudian air dialirkan ke bak penampung II disini dibutuhkan tawas dan chlor. Setelah dari sini baru dialirkan ke penduduk atau diambil pwnduduk secara langsung ke tempat itu. Agar bebas bakteri bila air akan diminum sebaiknya di rebus terlebih dahulu.
c)            Pengolahan Mata Air
Mata air secara alamiah timbul di desa-desa perlu dikelola dengan melindungi sumber mata air tersebut, agar tidak tercemar oleh kotoran. Dari sini air tersebut dapat dialirkan ke rumah-rumah penduduk melalui pipa-pipa bambu, atau penduduk dapat langsung mengambilnya sendiri ke sumber yang sudah terlindung tersebut.
3.       Pengolahan Air Minum Untuk Rumah Tangga
a)            Air sumur
Air sumur pompa terutama air sumur pompa dalam sudah cukup memenuhi persyaratan kesehatan. Di desa umumnya sumur gali. Agar air sumur tidak tercemar oleh kotoran sekitarnya perlu adanya syarat-syarat sebagai berikut :
·            Harus ada bibir sumur, agar bila musim hujan tiba, air tanah tidak akan masuk ke dalamnya.
·            Pada bagian atas kurang lebih 3 meter dari permukaan tanah harus ditembok, agar air dari atas tidak dapat mengotori air sumur.
·            Perlu diberi lapisan kerikil dibagian bawah sumur untuk mengurangi kekeruhan atau dapat memasukkan tawas (alumunium sulfat)
b)           Air hujan
Kebutuhan rumah tangga akan air dapat pula dilakukan melalui penampungan air hujan. Tiap-tiap keluarga dapat melakukan penampungan air hujan dari atap seng melalui aliran talang. Pada musim hujan hal tersebut tidak jadi maslah, tetapi pada musim kemarau akan menjadi masalah. Untuk mengatasi hal tersebut keluarga memerlukan tempat penampungan air hujan yang lebih besar agar mempunyai storage untuk musim kemarau.

1 komentar:

  1. terimakasih banyak, sangat membantu sekali...

    http://tokoonlineobat.com/obat-sirosis-hati-alami/

    BalasHapus